Sebuah kisah tentang kehidupan dan berjuta misteri . . . .
Mmmmm . . . .
Antara fiktif dan kenyataan ^_^ (tebak ndiri ja yaw)
Di tulis pada Mataram 11 desember 2010
. . . .
Aku terpaku di tempatku berada, aku merasa semuanya
terhenti sejenak di sekitarku. Semuanya terasa hampa, hitam dan gelap seperti
kabut pagi ini. Mengapa seperti ini akhir yang sakit, mengapa tak seperti di
filem-filem atau ini bukanlah sebuah akhir buatku. Ini masih di pertengahan
jalan, masih ada setengah jalan lagi untuk ku lalui. Tapi aku rasa
potogan-potongan puzzle ku berhaburan dan hancur berkeping-keping semuanya.
Fonis telah di tentukan oleh hakim tertinggi bagi semua manusia dan kita tak
pernah mencegah keputusan apa yang akan di putuskan olehnya. Sakit ya semuanya
pasti merasakan sakit dan berduka jika keputusan yang di turunkan adalah sebuah
berita kehilangan. Ya kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup dan
kehilangan bagian dalam hidup. Tapi apakah ini adalah benar-benar sebuah
fonis??? apa bisa kita menaikan banding untuk mencegah fonis itu???
Aku mengerti suara itu, aku dapat mendengar ribuan
duka dari suara yang ku dengar pagi itu. Suara seseorang yang telah lama aku
kenal tetapi aku berusaha melupakan apa isi dari suara itu. Suara yang selalu
menghangatkan relung hatiku di saat semuanya kosong, suara yang mendukungku di
saat ku rapuh, dan suara-suara yang menyayikan lagu di saat aku terlelap tidur.
Apakah ini hanya mimpi atau hanya sebuah ilusinasi karna aku akhir-akhir ini
terlalu lelah bertarung dengan badanku dan rasa sakit ini. Suara dan suara itu
seakan jelas dan terdengar memilukan di telingaku. Apakah ini mimpi atau ini
benar-benar hanyalah sebuah mimpi karna aku berada antara ada dan tiada.
Aku berharap jika ini mimpi, aku ingin memiliki
akhir yang indah. Jika ini adalah kenyataaan tolong kuatkanlah aku untuk
menyelesaikan tugas akhirku. Tolong kuatkanlah ragaku sampai akhir untuk
menepati janjiku, janjiku pada orang-orang yang aku sayangi. Mungkin semua
janji itu takdapat aku tepati tapi aku akan berusaha menepati semampu yang aku
bisa. Mengapa begitu sakit rasa ini, aku tak minta banyak hal aku ingin
menepati janjiku. Hanya itu terlalu sulitkah semua itu, aku tak ingin rapuh
saat ini.
Banyak hal yang aku lakukan dalam hidupku dan
semuanya masih dalam sepenggal perjalanan. Semuanya belum rampung dan tuntas,
dan aku benci jika aku harus terhenti di tengah jalan. Kau ingin mereka tahu
apa tujuan akhirku dan apa yang aku mau, bukan hanya sekedar menerka apa yang
akan terjadi.
Aku sadar sepenuhnya aku bukan orang yang sempurna
dan menyenagkan, tak jarang aku membuat jengkel orang tuaku dan membuat mereka
kehabisan akal untuk mendidikku dengan sikap pemberontak yang akhir-akhir ini
sangat dominan dalam hidupku. Maafkan aku mama, papa. Aku tak suka terkurung di
kotak persegi yang bercet putih ini dengan selang-selang di tubuhku. Aku benci
terlihat lemah dengan bantuan alat-alat itu yang menyiksa ragaku. Aku ingin
bebas dengan tubuhku, aku ingin pergi kempat-tempat yang aku inginkan. Aku akan
kuat untuk itu semua, kadang aku tahu hanya untuk berdiri saja aku tak sanggup
menopang badanku.
Tapi aku
hanya ingin terlihat kuat mama papa, aku tak ingin kalah dengan keadaan ini.
Aku adalah aku dan aku akan kuat untuk itu. Aku bukan anak kecil lagi yang bisa
kalian bohongi dengan berkata semuanya akan baik-baik saja. Semuanya hanya
perubahan kecil, semuanya nggak akan berlangsung lama. Tapi kenyataannnya tidak
seperti itu, sampai saat ini aku masih merasakan sakit itu yang sudah
bertahun-tahun aku alami. Dan sekarang aku sudah dewasa untuk mengerti kalau
semuanya tidak baik-baik saja. Aku nggak pernah menyesali dengan apaun yang
menimpa hidupku, karena aku tahu ini takdirku.
Aku ingin keluar dari tempat ini dan melanjutkan hidupku, aku bosan berada
di kotak putih ini aku ingin keluar sekarang juga!!!!
J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J J
Lagi dan lagi, berada dalam tempat ini. Membosankan!!!!!
Liat keadaanku menyedihkan, wajah yang hampir terlihat seperti mayat hidup,
menyedihkan sekali bibirku pucat, liat kantung mataku, aku benci terlihat
seperti ini. Mana peralatan make up ku, hari ini aku harus kabur dari tempat
ini. Aku membenci aroma seperti ini. Terlahir menjadi anak tunggal membosankan
juga, terlalu di manja dan tak bebas.
“ mbak tiara mau kemana, nanti nyonya marah kalo non bangun dari tempat
tidur” kata seorang yang menjagaku, namanya bik roh. Dia adalah orag yang
selalu menjagaku saat ku kecil, bisa di bilang dia adalah orang tua kedua
bagiku di saat mama dan papa sibuk dengan maslah perusahann dan bisnisnya.
“mmm, nggak kemana-mana kok bik, cuman pegel ja berlama-lama di tempat
tidur. Oh ya mama dan papa mana?” tanyaku kepada sosok yang selalu menemaniku
selama tiga hari di rumah sakit.
“tuan baru saja pulang setelah menjenguk mbak tiara, sayang mbak tadi
tidurnya lelap bget jadinya tuan pergi, katanya ada urusan sebentar” jawab bik
roh setaunya
“trus mama ikut papa juga, tiara di tinggal sendiri lagi deh” jawabku
dengan wajah cemberut
“nyonya di panggil dokter, katanya ada hal penting yang harus di bicarakan,
mbak tiara istirahat dulu ndak usah banyak bergerak” kata bik roh sambil
memegang kepalaku dan membelainya dengan lembutnya. Dia orang yang menyayangiku
setelah mama dan papa, dia orang yang selalu ada saat kedua orangtuaku sibuk
dengan urusannya masing-masing.
“bik, tiara mau pulang sekarang apa kata teman-teman tiara, udah lama tiara
nggak masuk kuliah. Ada hal penting yang harus tiara lakuakan. Bukan hanya
tertidur seperti ini, kenapa sih mama papa nggak ngerti tiara nggak suka di
sini” perotesku pada bik roh yang tidak
tahu harus berbuat apa padaku yang merengek padanya
“aduh mbak tiara ini khan demi kebaikan mbak, semuanya ingin yang terbaik
buat mbak. Kenapa mbak ndak mau temen-temenya tau mbak masuk rumah sakit, apa
ada yang salah toh sakit wajar khan mbak?” bik roh bertanya heran padaku
“bukan maslahnya nggak mau bik, tapi
males aja lagian sakitnya nggak parah-parah amat, tiara udah biasa khan
sakitnya seperti ini jadinya repotin orang ja ” jawabku perotes
Perbincanganku terhenti dengan bik roh saat seorang perawat masuk ke
kamaraku dan memberikan ku sebuah suntikan dan menyuruhku meminum obat. Akahz!!!
aku mulai membenci ritual yang satu ini. Obat lagi dan obat lagi, aku serasa
bergantung padaya untuk hidup. Dan aku tak bisa memungkiri itu aku memang tak
bisa hidup ntanpa obat itu. Yap setidaknya itu yang tak sengaja ku dengar dari
pembicaraan mama dan dokter yang merawatku, atau lebih tepatnya menguping.
Salah sendiri mereka berbicara di depanku dan tidak memeriksa apakah aku mash
tertidur atau sudah terbagun dari tidurku.
“ anak ibu tidak boleh terlalu capek dan banyak pikiran, usakahan dia
selalu dalam keadaan baik-baik saja, pola tidurnya harus di jaga dengan baik.
Jangan sampai lupa meminum obatnya karna obat ini sedikit tidaknya dapat
membantu penyembuhan anak ibu dia juga tidak boleh lupa makan dan usahakan
makan makannan yang sehat ” kata dokter itu kepada mama dengan tegas.
“ baik dokter, kami selalu menjaga dia agar selalu meminum obatnya meski
kadang dia tidak suka meminumnya tapi saya selalu memaksanya. Tapi saya tidak
tahu kenapa akhir-akhir ini kondisinya memburuk” jawab ibuku hawatir
“ saya mengerti, tapi jika dia tidak meminum obatnya maka sakitnya kan
parah. Ibu tau konsekuensi peyakit ini seperti apa. Jadi tolong jika anak ibu
ingin selamat, saya harap kerja samanya’ jawab dokter tergas
Setelah itu aku tak mendengar lagi pembicaraan apa selajutnya antara mama
dan dokter, antara sadar dan tak sadar aku mendengar mama menagis di sampingku,
menyebalkan sekali. Aku tak ingin mama menagis, aku nggak mau papa khawatir tapi
aku tak ingin meminum obat itu. Aku kuat tanpa obat itu, aku bosan dengan
setiap hari di samping piring makannku selalu ada obat di sampingnya. Aku ingin
sehari saja aku menikmati makanku tanpa dinanti dengan obat-obat sebasar biji
kelereng. Kapan hari itu akan tiba????
DAN ,. . ..... .. .
Sebenarnya aku sakit apa?????
(BERSAMBUNG....... J )
Menanti keajaiban dari sebuah doa yang tulus dari hati yang merindukan
setitik sinar ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar