Jumat, 09 Maret 2012

___AKHIR DARI SEBUAH CERITA CINTAKU___ SAAT SEMUA BELAJAR MENJADI BIASA


Tersenyum tanpa arti apa-apa merupakan hal yang tersulit di lakukan bahkan lebih menyakitkan daripada berusaha tersenyum di saat kita membenci seseorang dan berusaha membuatnya menyenangkan. Apakah perasaan juga sama halnya dengan tersenyum? Apakah perasaan dapat di definisikan sesederhana senyuman. Jika bahagia maka tersenyum dan terluka menangis. Jika dicintai akan mencintai jika di sakiti akan membalas dendam.
Sampai saat ini aku berusaha mengerti dan terus bertanya dalam diriku sendiri sebenarnya cinta itu untuk apa, kepercayaan bodoh tentang cinta sejati?. Aku berharap satu hal yang dapat aku percayai dari sebuah keyakinan di hatiku. Kepercayaan atas apa yang aku yakini sebagai sebuah keyakinan tentang Tuhanku dan diriku sendiri. Aku mulai merasa meragukan hal-hal yang di janjikan manusia. Aku terlalu silau dengan mimpi yang indah, cerita-cerita yang manis dan harapan kosong. Jika semuanya tak dapat ku rengkuh, lalu aku akan bersabar dengan semuanya? Mengiklaskan kembali sebuah mimpi dan membangun kembali mimpi yang lain.
Ooh, aku sudah terlalu dewasa untuk kembali bermimpi. Ini kehidupan nyata di mana semuanya adalah kenyataan. Aku lelah harus mengulang mimpi yang sama, aku lelah harus belajar merangkainya bersama orang yang berbeda aku cukup lelah. Inilah batas kesabaranku tentang cinta. Aku sudah merasakan setidaknya bagaian-bagian kecil dari cerita masa mudaku. Mungkin tidak sama kisahku dan kisahmu tapi aku dapat mengerti seberapapun kita berbeda dalam kisah cinta, kita memiliki kesamaan.
Jangan pernah berpikir bahwa aku adalah wanita yang mudah menyerah atau kekuatanku sudah habis dalam mencari dan mempertahankan cinta. Aku masih memiliki energi penuh untuk mempertahankan apa yang ada di gengamanku.Tapi saat ini aku sadar satu hal, setangguh apapuna aku berdiri dan mempertahankan apa yang ada di gengamanku aku tak akan sanggup dengan hatiku dan pikiranku sendiri. hal yang paling berat aku lakukan adalah menenagkan hatiku dan pikiranku agar membuatmu tetap di sampingku dan itu terlalu sulit buatku.
Sangat sulit bagiku untuk bersikap dewasa dan biasa saja dengan haiku saat ini, semua hal yang membuatku sadar aku harus berhenti untuk mencintai sebuah hati untuk beberapa waktu kedepan. Lelah rasanya harus merasonalkan kembali pikiranku sendiri tentang sebuah hati yang aku sayangi. Lelah rasanya harus berusaha mempercayai hati yang aku cintai di saat hampir semuanya kepercayaan itu telah di hancurkan sebelumnya oleh cinta yang terdahulu.
Maavkan aku, jika keputusanku melukai hati yang aku jaga. Oooh Tuhan aku tak dapat menahan apapun yang  ada di sampingku. Sampai saat inipun aku terlalu lemah untuk menahan air mataku jatuh untuk berusaha tergar dan menulis semuanya dalam bentuk tulisan ini.
Huuuufsz, aku bahkan sampai tak dapat menatap layar leptopku untuk menulis kembali. Jika aku katakan di awal tulisanku tadi aku masih tangguh dan kuat, sampai tulisan ini aku ketik, aku mulai berfikir bahwa aku tak sekuat itu.
Aku ingin mengatakan sebuah kejujuran yang ada, aku mencintainya. Aku benar-benar mencintainya. Sosok cuek itu yang selalu meramaikan hariku, selalu membuatku ceria dan dapat membuatku bercerita tentang banyak hal dalam hidupku. Seseorang yang dapat di terima dengan baik dalam keluargaku. Seseorang yang membuatku ketakutan saat memilikinya. Aku terlalu takut dia akan meninggalkanku sehingga membuatku bersikap cukup kejam padanya. Aku hanya inginkan dia, dia orang yang dapat merobohkan dinding tebal yang terbentuk di keluargaku. Dia yang mengajarkan kedua orangtua untuk mempercaiku dan mempercai pilihan hatiku.
Dia membuatku menjadi orang yang paling kejam didunia, jangan pernah kalian berfikir bahwa aku menduakan hatinya atau membohonginya dan berkencan dengan peria yang lain. Demi Tuhan dari dasar hatiku yang paling dalam dan dari hati kecilku aku tak ingin melakukannya dan taakan pernah untuknya. Di hatiku selalu akan ada satu hati dan satu janji yang ku jaga dan jika janji itu berakhir tak mudah untukku membuat janji yang lain.

Aku belum bisa mempercayainya dengan sepenuh hatiku, aku terlalu takut akan kehilangannya dan membuatnya meningalkanku. Itu kesalah terbesarku, dan aku menyadari itu. Semakin aku menganlnya semakin aku takut kehilanganya dan semakin aku takut jauh darinya. Di satu sisi lainnya sikapku serasa berusaha melepaskan diri darinya.
Aku mulai berfikir mungkin bukan aku yang seharusnya tersenyum dan berada di sampingnya, mungkin bukan aku yang dapat merasakan cintanya. Akan ada orang lain yang dapat merasakan kehangatan sikapnya dan mengerti tentang semua inginnya. Aku belum bisa bersikap biasa saja dengan semua hal yang di lakukannya untukku. Ku coba untuk menepis semua perasaan yang membuatku sakit dan bersikap biasa saja seperti dirinya. Tapi aku bukan dia yang cuek dan seolah tak mengetahui apapun, aku tak bisa bersikap biasa saja di saat hatiku berantakan dengan badai yang terjadi.
Dia terlalu hebat untuk membuat semuany menjadi biasa saja dan bersikap profesional. Lalu aku hanya bisa mengikuti emosiku. Aku selalu berharap aku tak memiliki cinta untuk siapapaun, itu doa yang sering aku ucapkan saat-saat ku terbangun di malam hari karena ketakutan kehilanganmu.
Aku lelah, aku lelah dengan cinta dan aku ingin berhenti berharap lagi, aku ingin berhenti. Tapi aku tau aku tak bisa, aku selalu berharap untuk selalu di cintai olehnya. Aku selalu berharap untuk memilikinya selamanya. Mungkin aku tak pantas untuk di cintai dan mungkin aku harus menyerah untuk semuanya yang telah ku bangun.
Aku tak ingin ada cinta sampai di akhir pendidikanku nanti, aku lelah membongkar hatiku dan beradaptasi dengan orang yang bebeda dengan sikap yang berbeda dan mimpi yang berbeda pula. Belajar kembali sikap yang berlainan, menyatukan hati yang berbeda, menyelaraskan langkah yang tak sejalan. Melelahkan sengkali, aku tak ingin cinta membuat aku atau orang lain terluka dan menimbulkan dendam aku ingin hidup biasa saja.
Mungkin terasa membosankan tapi aku ingin ada untuk orang lain bukan untuk hatiku sendiri itu lebih baik.
Hanya itu yg kurasakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar