Aku baik-baik saja. Atau setidaknya, aku
masih ingin berusaha terlihat baik-baik saja.
Aku tidak suka meminta padamu hal-hal
yang merepotkan. Aku hanya selalu ingin diingatkan bahwa; segalanya akan selalu
baik-baik saja
Terkadang aku ingin berdoa seraya
menangis kencang dalam kebisuan pada malam-malam lalu. Memperlihatkan
kelemahanku pada Tuhan bahwa aku tak sekuat yang orang lain bayangkan, bahwa
aku begitu rapuh dan remuk dengan apa yang terjadi ini. Aku rindu kamu...
Entah kapan kita pernah berjanji
untuk bertemu, setelah sekian lama aku menabung pundi-pundi rindu yang kusimpan
di dalam dadaku yang kian meringkih akibat harapanku sendiri dari waktu ke
waktu.
Namun sayangnya penantian tak pernah
sederhana, dan sayangnya penantian tak selalu menghasilkan temu. Kau tau? Aku
selalu menghargai waktu dengan tidak membahasnya saat bersamamu. Kau tau?
Setiap pertemuan adalah bom waktu menuju perpisahan hingga tiba saatnya entah
dengan alasan apa di ujung jalan kita melepas genggaman.
Kau tau?
Tak ada yang benar-benar selamat dalam
ucapan selamat tinggal.
Entahlah saya tidak mengerti tujuan
menulis ini, isi kepala saya sedang hitam putih. Ada wajahmu di sana yang
berputar-putar pelan dalam muara kecemasan. Saya hanya ingin bilang dua hal
yang tidak perlu kamu tahu sebab ini hanyalah kalimat sederhana dari orang
biasa yang terbiasa menyebut namamu ketika sujud dan memejamkan mata.
“Mencintaimu bukan perihal mudah, sebab
saya harus berkali-kali berhenti menyerah.
Dari segala hal yang membuat saya
bahagia dan bersyukur, mendoakanmu adalah salah satunya.”
*********
Tidak, ini bukan salahmu. Pun bukan
salahku.
Kita hanya tengah saling menyayangi, hingga begitu bingung harus bagaimana agar tak saling menyakiti.~
Kita hanya tengah saling menyayangi, hingga begitu bingung harus bagaimana agar tak saling menyakiti.~
Karena saat kita terluka, orang pertama
yang bertanggung-jawab atas luka itu adalah diri kita sendiri. Kita yang
membiarkannya terjadi :)
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tersenyum, tentang seseorang yang melakukan sama setiap kali dia melihatmu. Dia
merasa gembira, tanpa kau tau, dia terpejam dan membayangkanmu berada di
sampingnya.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tertawa, tentang seseorang yang memamerkan giginya dalam mulutnya yang
terbungkam, agar orang di sekitarnya tak menyangka dia gila karena tertawa
melihatmu tertawa…, meskipun bukan karenanya.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
menangis, tentang seseorang yang merasakan hatinya teriris. Dia tak mampu
menepis rasa sakit di hatinya ketika melihatmu menangis, karena dia merasa apa
yang kau rasa adalah perasaannya juga. Kau adalah bagian darinya.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
marah, tentang seseorang yang mengepalkan tangannya untuk siap meninju orang
yang menjadi tersangka atas penyebab kemarahanmu, tetapi dia tak mempunyai hak
atau kuasa untuk melakukannya karena dia bukan siapa-siapamu.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
sedih, tentang seseorang yang ingin sekali memelukmu erat, menguatkanmu,
menabahkanmu, meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja. Namun dia
menahannya, orang itu hanya berharap kau selalu bahagia.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
tertidur, tentang seseorang yang duduk di atas sejadahnya, mengangkat kedua
tangannya sedada, dan mengucapkan amin sebanyak-banyaknya. Dia berdoa meminta
Tuhan memberimu bahagiamu saat terjaga, dia berharap kau pun mengamininya. Meskipun
kau berbahagia bukan bersama dirinya.
Dan terakhir, tarik dan embuskankan
napasmu sejenak untuk mengetahui hal terakhir.
Ada hal yang tidak kamu tau ketika kau
jatuh cinta, tentang seseorang yang mencintaimu, namun kau tak pernah
melihatnya. Kau terlalu sibuk melihat ke depan tanpa pernah sempat menengok ke
belakang, kau selalu memunggunginya dan dia menunggu. Hingga akhirnya dia sadar
semua ketulusan yang dilakukannya hanya sia-sia, namun dia mengikhlaskannya dan
merelakanmu
Selama kamu tak lelah menggenggam
tanganku, aku pun tak perlu melelahkan diri sendiri utk bertanya ‘kenapa’ kamu
mau mencintaiku selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar