Kamis, 24 Mei 2012

SURAT UNTUK LELAKI NAKALKU (✿ ♥‿♥)


Dear kak Arya...

Apa kabarmu ..heii  lelaki nakalku? kuharap kau tak terkejut dengan datangnya surat ini. Aku akhirnya memutuskan untuk menulis surat ini untukmu. Entahlah, aku selalu merasa kau pasti bisa membaca suratku, meskipun aku tak begitu yakin apakah ada internet di surga. Tapi bukankah surga adalah tempat dimana semua keinginan bisa terwujud? Ah, sudahlah.. rasanya penyediaan akses internet bukanlah perkara besar untuk Tuhan. Iya, kan?!
kak Arya,
Saat aku menulis surat ini, aku baru saja selesai menjaga mama, akhir-akhir ini mama sering sakit :'(  Hmmm... tubuhku terasa letih dan semacam mau rontok, banyak tugas dan berbagai macam kegiatan setiap harinya, tapi ini tak menyurutkan niatku untuk menulis sepucuk surat  untukmu. Oh ya, kamu tak perlu khawatir, karena sebelum menulis surat ini, aku sudah makan malam, jadi kau tak perlu pasang muka cemberut dan berceramah panjang lebar tendang kesehatan, dan memaksaku untuk makan, seperti yang sering kau lakukan dulu.
kak...
Beberapa minggu yg lalu, tanpa sengaja mas dodo menemukan rekaman video kita di komputermu dan mengirimkannya kepadaku. Aku ingat, waktu itu kita sedang bercanda, Aku baru sadar, kalau ternyata saat itu kau merekamnya, seolah-olah saat itu kau sudah tahu, bahwa kita tak lagi punya banyak waktu.
Aku terus mengulang-ulang, bagian ketika aku bernyanyi keras dengan suaraku yang tak ramah lingkungan dan mirip kaleng rombeng, hahaa..
Namun semua kekonyolanku itu, cukup untuk membuatmu tertawa terpingkal-pingkal dan mengabaikan orang-orang menatap dgn pandangan aneh kearah kita.
Aku terus dengarkan dengan seksama rekaman itu, bagaimana lekuk tawamu mengalun, semacam harmoni yang memberikan energi, semua itu sekejap saja membuatku tertegun tanpa sepatah kata, dan tak berapa lama, kusadari mataku sudah berkabut. Aku sungguh merindukanmu.
Kau tahu, aku selalu bergelut dengan rindu yang tak berkesudahan. Hal yang selalu tumbuh subur dan bersemi di dalam jiwaku, tapi sejujurnya, aku ternyata cukup bahagia dengan semua itu, akupun sama sekali tak keberatan, jika sekali waktu aku harus menyemai rindu-rindu itu di ladang hatiku.
Bahkan aku merasa, rindulah yang selama ini menyatukan kita dalam angkuhnya jarak, begitupula luka, yang membawa kita sampai pada cinta.

Entah mengapa aku selalu berdebar setiap melihat namamu di surat ini. Belum lagi arsir wajahmu, yang seakan sudah membatu di kepalaku. Terkadang aku benci akan pagi, yang selalu memaksaku untuk menyaksikanmu yang tak ada. Sejujurnya, aku lebih suka malam, saat aku bisa sejenak terpejam, dan kembali menemukanmu disana.
Kau muncul seperti jantung cahaya, yang berkilauan di atas samudera tenang tanpa gelombang.
Ah, sebenarnya aku tak yakin dimana aku sedang hidup saat ini, yang aku tahu, saat ini aku sedang berada pada satu titik, dimana semua terlihat samar-samar, dan satu-satunya yang terlihat jelas adalah kau.

kak..

Tiga hari yang lalu aku punya keinginan besar untuk mengunjungi makammu. Dan menyempatkan diri untuk silahturahhmi ke rumahmu. tapi yang bisa kulakukan adalah menghubungi bunda. Syukurlah, bunda sehat-sehat selalu disini. meskipun bunda selalu saja menceritakan betapa ia sangat merindukanmu dan menceritakan berkali-kali keadan terakhirmu saat itu yang membuatku sedih. Kami sering menghabiskan waktu berdua berbincang-bincang , walaupun jarak aku dan bunda cukup jauh tapi komunikasi kami tak pernah putus kak, aku banyak bercerita tentang keseharianku termasuk curhat tentang PTEMAN DEKAT BARUKU saat ini (untuk yg satu ini sbenarnya aku belum berani mengutarakannya padamu!! Tp aku rasa kau berhak tau. Dia pria baik!! Sungguh!! Suatu saat akan aku kenalkan padamu!! Itupun kalo dia tidak keberatan). Hehehe.. :D
Oh iya..hampir lupa, lanjut cerita tentang bundamu. Terkadang juga beliau memberiku nasihat selayaknya orang tua kepada anak gadisnya, kak!! aku senang..
Ah, aku sungguh beruntung bisa mengenal keluargamu. Terutama adek dan bundamu. Meraka baik sekali padaku. Oh ya kak, setiap kali aku membaca surat trakhirmu untukku, aku hanya mengucap dalam hati, "betapa Tuhan terlalu tergesa-gesa"
kak,
Sebelum tidur, aku ingin meengucapkan selamat malam ewat surat ini. Ayo, sekarang pejamkan matamu sebentar saja, karena aku akan tiba disana di depanmu tersenyum seperti biasanya. Selamat malam sayang, selamat tidur lelaki nakalku, aku akan terus menghitung setiap detik yang berkurang, sampai kita dipertemukan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar