“kamu terlalu keras
kepala dan pemberontak sejati, mama dan papa sampai bingung kamu sebenarnya
mirip siapa?”
Yaaaah kata-kata
yang di ucapkan begitu singkatnya dapat membuatku berfikir semalaman dan tak
dapat menikmati mimpi indah di dunia kapuk seperti biasanya. Hanya karena
pemberontakan kecil yang kulakukan dapat membuat seorang malaikat penjagaku
yang lembut hatinya dan penuh kasih sayang dan kusebut “mama” dapat marah besar
padaku. Selama ini mama memang selalu marah padaku, bukan karena mama seorang
yang pemarah tapi karena aku sendiri adalah anak yang keras kepala dan
pemberontak. Aku selalu berfikir sebenarnya sikap burukku turunan dari siapa,
selama ini kakek dan nenek semasa hidunya selalu membanggakan mama sebagai anak
yang berbakti dan penut. Laaah, akunya anak yang nakal, ga bisa diem, keras
kepala (cuukup ga boleh bongkar aib dosa di marah Tuhan :D , sikapku ga ada
manis-manisnya yaah) pokoknya bertolak belang dari mama. Dan dari pihak papa selain
karena saksi hidup kakek dan nenek dari pihak papa yang ga pernah nis jumpai
(mama juga ga pernah ketemu soalnya kakek nenek udah lama meninggal sebelum
mama dan papa nikah :’( ) alhasil bertanya sama ua’ (saudara papa yang laing
tua) hasilnya juga beda tipis siih, tapi bisa di bilang papa juga suka sedikit
pemberontak dulu tapi nggak sesering aku. Kesimpulannya aku mirip papaku
(horeee akhirnya aku bisa mirip orang tuaku :D)
Tapi akhirnya semua pemikiranku tentang pemberontakan
kecil itu berubah setelah mendengar kata-kata dari tante ida (saudara mama dan
namanya di samarkan agar tak terjadi pemutusan tali kerja sama antara aku dan tanteku
tercinta, hehe. Kalo kerjasamanya di putus dari mana lagi aku dapat tambahan
uang jajan :P). Kata-kata singkatnya membuatku tertarik, ya aku orang yang
sangat mudah ter_tarik dalam hal-hal yang kadang tidak menarik bagi sebagian
orang, hehehe. Tapi kali ini sangat berbeda, tentang sejarah keluargaku. Berawal
dari curhat singkat antara aku dan tanteku tersayang di suatu sore yang indah
di suatu tempat (di rahasaiakan juga).
“kok cepet sekali
pulang, giman di sana menyenagkan?” tanya tante Ida
“Hufszzz aku ga mau
lagi dah kesana” ujarku singkat singkat
“kenapa, bukanya
bagus khan menajalin tali silaturahmi. Dalam islam itu adlah sebuah keharusan sayang,
dan Allah suka dengan orang yang selalu menjalin tali silaturahmi” jelas
tanteku yang cantik dan berjilbab
besar itu.
Ku pandangi wajah
cantik dan teduhnya. Sangat mirip dengan mama, dari 7 bersaudara tante Ida_lah yang paling mirip
dengan mama. Selain wajah, tante ida juga memiliki sifat keibuan yang sangat
mirip dengan mama. Tak jarang jika mama sibuk dengan kegiatan hariannya aku selalu mencari tante ida
untuk mencurahkan keluh kesahku.
“pokoknya aku ga
suka di paksa-paksa kesana lagi” protesku singkat
“nggak baik sayang
seperti itu, memang kenapa nggak mau kesana lagi” tanya tante ida sambil
mendekatiku
“tante tahu khan
aku ga suka namanya di paksa” jelasku singkat
“yaaa sangat tahu banget, lalu apa di sana ada yang maksa ?” goda tante
dambil tersenyum kearahkuu
“masa aku mau di
jodohin” jelasku singkat sambik cemberut
“hehehehe”
tanggapan singkat dari tanteku. Gila aku di ketawain ga ada simpatinya apa buat
keponakannya yang lagi kesel sampai di ubun-ubun nih.
“heeeeem, tante
niii jahatnya masa keponakanya lagi kesel malah di ketawain”
“kamu lucu,
bukannya udah sering kamu di jodohin sama keluarga-keluarga papa kamu itu dan
berakhir penolakan keras dari anak keras kepala ini” sambil mengusap kepalaku
“naah itu dia
tante, dan mereka selalu tak pernah belajar dari kesalahan. Udah tahu nis ga suka
masih aja di main di paksa-paksa”
“kamu juga sih yang
salah”
“lho kok aku sih
yang salh tante, mereka dungkz udah tahu aku ga suka di paksa mereka malah main
makas segala”
“bukanya udah
pengalaman menolak perjodohan dari dulu, kok sekarang kamu malah marah-marah ga
jelas di sini. Tante khan udah bilang selama orang tuamu ga jodohin kamu berarti
mereka ga punya hak buat jodohin kamu”
“tapi nis ga suka
mereka betingkah seolah-olah aku adalah anak mereka. Heran, orang tuaku nggak sibuk-sibuk amat mikirin jodoh malah
mereka bilang yang penting aku bahagia, bisa menjadi imam yang baik mama dan papa setuju”
“ya udah kalo gitu
lupain aja”
“tante gampang
ngomong gitu, tapi aku yang jalaninnya khan lama-lama bosen juga, tiap ada acara
keluarga bahas jodoh buat aku. kesannya kayaknya ga laku banget, lagian aku
masih belum pantes ngomongin nikah”
“bukannya ga laku
sayang, tapi takut kamu duluan di ambil sama yang lainya. Makanya mereka
mengajukan penawaran terlebih dahulu jauh-jauh hari. Karana orang tua kamu
memberikan keputusan akhirnya kepada kamu, mau ga mau mereka memperkenalkan
kamu untuk di mintai persetujuan
terlebih dahulu” jelas tante
“intinya cuman satu
aku ga suka di jodoohin apapun alasanya !!!”
“kamu memang mirip
dengan buyutmu”
“buyut nis, maksud
tante neneknya tante sama mama gitu. Emang miripnya apa? Mirip ???
“ keluarga kita punya keturunan darah biru
dari pihak nenek, mirip sikapnya seperti kamu”
“aaaah darah
biru???? Serius berarti keturunan raja gitu dongkz?”
“yaaaah, tepatnya
neneknya tante dan buyut kamu”
“terus-terus
ceritanya gimana tante???”
“Dulu neneknya
tante dan mama kamu bersaudara 4 orang, 2 laki-laki dan dua prempuan. Buyutmu
adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara itu, anak yang paling di sayang oleh orang
tuanya. Buyut kamu itu adalah oranng yang cantik, pintar dan lembut, dia adalah
seorang primadona. Banyak yang menginginkannya, karena dia adalah sosok wanita idaman untuk di jadikan istri
dan berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Banyak yang melamar dan datang
untuk meminta menjadi suami untuk buyutmu. Pada dasarnya manusia tak ada yang sempurna, di
balik semua kelebihan yang dia miliki tersimpan sebuah sikap yang buruk. Keras
kepala dan pemberontak seperti kamu, tawaran itu selalu di tolak dengan berbagai
alasan. Orang tua buyut tak bermasalah, karena mereka tahu buyut adalah seorang
yang cukup cerdas untuk memilh pendamping hidupnya.”
“Buyutmu itu adalah
orang yang sangat rendah hati dan mudah bergaul dengan siapa saja. Di bandingkan
ketiga saudaranya buyut kamu itu adalah orang yang pandai bergaul dengan rakyat
biasa. Dia memiliki banyak teman, dan bergaul dengan mereka tanpa membedakan
kasata dan kedudukan, dia adalah orang yang tulus selalu berbagi dengan
sesamanya. Buyutmu orang yang sangat suka mempelajari hal-ha baru, mengetahu berbagai
macam hal dan menemukan jawabanya sendiri. Karena sikapnya yang rendah hati dan
mudah bergaul dengan siap saja membuatnya cukup dekat dengan berbagai pelayan
di rumahnya. Hingga pada akhirnya dia jatuh cinta kepada salah seorang pelayan,
cinta yang benar-benar tulus dari hati.
Tak mudah untuk
menghadapi cinta itu, sampai akhirnya harus bertentangan dengan orang yang
paling ia hormati kedua orangtuanya. Sudah sangat jelas dia di tentang,
bagaimana mungkin putri seorang bangsawan dan berdarah biru harus menikah
seorang pelayan dan rakyat biasa. Seangkan buyutmu yang keras dengan pendirianya
selalu beranggapan bahwa semua manusia itu adalah sama. Bukan harta, bukan
kasta yang membedakan seseorang itu tetapi hati. Meskipun di tentang
habis-habisan oleh kedua orantuanya buyut tetap memilih untuk mencintai seorang
pelayan. Sampai pada akhirnya, buyut harus mengambil keputusan tentang
hidupnya. Antara tetap mempertahankan semua yang di milikinya sebagai seorang
bagsawan dan melepaskan cintanya atau melepaskan semuanya dan hidup menderita sebagai
rakyat biasa dengan seorang pelayan.
Pilihanya adalah
melepaskan semua apa yang di milikinya dan memulai hidup baru, terusir dari keluarga tak dapat menikmati
kehidupan mewah dan hidup sebagai rakyat
biasa yang miskin. Bertahun tahun hiup dengan kesederhanan
tak membuat buyut menderita atau menyesal dengan keputusan yang di perbuat.
Karena baginya, kebahagian bukan di ukur dengan harta, kasata atau hal-hal
duniawi. Kebahagian itu adalh sebuah perasan yang tak berbentuk hanya dapat di
rasakan, kebahagian bukan tentang seberpa banyak harta dan kedudukan yang kamu
miliki. Tapi kebahagian adalah bagaimman kamu menghabiskan hidup dengan orang
yang kamu cintai dan mencintai kamu dengan tulus, membagi setiap rasa kasih
sayang yang ada. Saling melengkapi, saling memiliki, menopang di saat jatuh, menguatkan
di saat rapuh. Kekayaan dan kasta tak dapat melakukanya, kekayaan adalah
sebagia alat pelengkap kebahagian.
Aku mendengarkan dengan dengan serius cerita tante ida, sampai sebuah
pertanyan muncul di bnakku. Apakah aku benar-benar bisa seperti buyutku
memberontak dinding-dinding kuat itu untuk cintaku dan hatiku, entahah ada
sebuah ragu yang melintas di hatiku tentang cintaku. Aku rasa aku tak sekuat
itu….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar