Sabtu, 19 Mei 2012

PEMBERONTAKAN KECIL


“kamu terlalu keras kepala dan pemberontak sejati, mama dan papa sampai bingung kamu sebenarnya mirip siapa?”

Yaaaah kata-kata yang di ucapkan begitu singkatnya dapat membuatku berfikir semalaman dan tak dapat menikmati mimpi indah di dunia kapuk seperti biasanya. Hanya karena pemberontakan kecil yang kulakukan dapat membuat seorang malaikat penjagaku yang lembut hatinya dan penuh kasih sayang dan kusebut “mama” dapat marah besar padaku. Selama ini mama memang selalu marah padaku, bukan karena mama seorang yang pemarah tapi karena aku sendiri adalah anak yang keras kepala dan pemberontak. Aku selalu berfikir sebenarnya sikap burukku turunan dari siapa, selama ini kakek dan nenek semasa hidunya selalu membanggakan mama sebagai anak yang berbakti dan penut. Laaah, akunya anak yang nakal, ga bisa diem, keras kepala (cuukup ga boleh bongkar aib dosa di marah Tuhan :D , sikapku ga ada manis-manisnya yaah) pokoknya bertolak belang dari mama. Dan dari pihak papa selain karena saksi hidup kakek dan nenek dari pihak papa yang ga pernah nis jumpai (mama juga ga pernah ketemu soalnya kakek nenek udah lama meninggal sebelum mama dan papa nikah :’( ) alhasil bertanya sama ua’ (saudara papa yang laing tua) hasilnya juga beda tipis siih, tapi bisa di bilang papa juga suka sedikit pemberontak dulu tapi nggak sesering aku. Kesimpulannya aku mirip papaku (horeee akhirnya aku bisa mirip orang tuaku :D)

Tapi  akhirnya semua pemikiranku tentang pemberontakan kecil itu berubah setelah mendengar kata-kata dari tante ida (saudara mama dan namanya di samarkan agar tak terjadi pemutusan tali kerja sama antara aku dan tanteku tercinta, hehe. Kalo kerjasamanya di putus dari mana lagi aku dapat tambahan uang jajan :P). Kata-kata singkatnya membuatku tertarik, ya aku orang yang sangat mudah ter_tarik dalam hal-hal yang kadang tidak menarik bagi sebagian orang, hehehe. Tapi kali ini sangat berbeda, tentang sejarah keluargaku. Berawal dari curhat singkat antara aku dan tanteku tersayang di suatu sore yang indah di suatu tempat (di rahasaiakan juga).

“kok cepet sekali pulang, giman di sana menyenagkan?” tanya tante Ida
“Hufszzz aku ga mau lagi dah kesana” ujarku singkat singkat
“kenapa, bukanya bagus khan menajalin tali silaturahmi. Dalam islam itu adlah sebuah keharusan sayang, dan Allah suka dengan orang yang selalu menjalin tali silaturahmi” jelas tanteku yang cantik dan berjilbab besar itu.
Ku pandangi wajah cantik dan teduhnya. Sangat mirip dengan mama, dari 7 bersaudara tante Ida_lah yang paling mirip dengan mama. Selain wajah, tante ida juga memiliki sifat keibuan yang sangat mirip dengan mama. Tak jarang jika mama sibuk dengan kegiatan hariannya aku selalu mencari tante ida untuk mencurahkan keluh kesahku.
“pokoknya aku ga suka di paksa-paksa kesana lagi” protesku singkat
“nggak baik sayang seperti itu, memang kenapa nggak mau kesana lagi” tanya tante ida sambil mendekatiku
“tante tahu khan aku ga suka namanya di paksa” jelasku singkat
“yaaa sangat tahu banget,  lalu apa di sana ada yang maksa ?” goda tante dambil tersenyum kearahkuu
“masa aku mau di jodohin” jelasku singkat sambik cemberut
“hehehehe” tanggapan singkat dari tanteku. Gila aku di ketawain ga ada simpatinya apa buat keponakannya yang lagi kesel sampai di ubun-ubun nih.
“heeeeem, tante niii jahatnya masa keponakanya lagi kesel malah di ketawain”
“kamu lucu, bukannya udah sering kamu di jodohin sama keluarga-keluarga papa kamu itu dan berakhir penolakan keras dari anak keras kepala ini” sambil mengusap kepalaku
“naah itu dia tante, dan mereka selalu tak pernah belajar dari kesalahan. Udah tahu nis ga suka masih aja di main di paksa-paksa”
“kamu juga sih yang salah”
“lho kok aku sih yang salh tante, mereka dungkz udah tahu aku ga suka di paksa mereka malah main makas segala”
“bukanya udah pengalaman menolak perjodohan dari dulu, kok sekarang kamu malah marah-marah ga jelas di sini. Tante khan udah bilang selama orang tuamu ga jodohin kamu berarti mereka ga punya hak buat jodohin kamu”
“tapi nis ga suka mereka betingkah seolah-olah aku adalah anak mereka. Heran, orang tuaku nggak sibuk-sibuk amat mikirin jodoh malah mereka bilang yang penting aku bahagia, bisa menjadi imam yang baik mama dan papa setuju”
“ya udah kalo gitu lupain aja”
“tante gampang ngomong gitu, tapi aku yang jalaninnya khan lama-lama bosen juga, tiap ada acara keluarga bahas jodoh buat aku. kesannya kayaknya ga laku banget, lagian aku masih belum pantes ngomongin nikah”
“bukannya ga laku sayang, tapi takut kamu duluan di ambil sama yang lainya. Makanya mereka mengajukan penawaran terlebih dahulu jauh-jauh hari. Karana orang tua kamu memberikan keputusan akhirnya kepada kamu, mau ga mau mereka memperkenalkan kamu  untuk di mintai persetujuan terlebih dahulu” jelas tante
“intinya cuman satu aku ga suka di jodoohin apapun alasanya !!!”
“kamu memang mirip dengan buyutmu”
“buyut nis, maksud tante neneknya tante sama mama gitu. Emang miripnya apa? Mirip ???
 “ keluarga kita punya keturunan darah biru dari pihak nenek, mirip sikapnya seperti kamu”
“aaaah darah biru???? Serius berarti keturunan raja gitu dongkz?”
“yaaaah, tepatnya neneknya tante dan buyut kamu”
“terus-terus ceritanya gimana tante???”

“Dulu neneknya tante dan mama kamu bersaudara 4 orang, 2 laki-laki dan dua prempuan. Buyutmu adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara itu, anak yang paling di sayang oleh orang tuanya. Buyut kamu itu adalah oranng yang cantik, pintar dan lembut, dia adalah seorang primadona. Banyak yang menginginkannya, karena dia adalah  sosok wanita idaman untuk di jadikan istri dan berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Banyak yang melamar dan datang untuk meminta menjadi suami untuk buyutmu. Pada dasarnya manusia tak ada yang sempurna, di balik semua kelebihan yang dia miliki tersimpan sebuah sikap yang buruk. Keras kepala dan pemberontak seperti kamu, tawaran itu selalu di tolak dengan berbagai alasan. Orang tua buyut tak bermasalah, karena mereka tahu buyut adalah seorang yang cukup cerdas untuk memilh pendamping hidupnya.”

“Buyutmu itu adalah orang yang sangat rendah hati dan mudah bergaul dengan siapa saja. Di bandingkan ketiga saudaranya buyut kamu itu adalah orang yang pandai bergaul dengan rakyat biasa. Dia memiliki banyak teman, dan bergaul dengan mereka tanpa membedakan kasata dan kedudukan, dia adalah orang yang tulus selalu berbagi dengan sesamanya. Buyutmu orang yang sangat suka mempelajari hal-ha baru, mengetahu berbagai macam hal dan menemukan jawabanya sendiri. Karena sikapnya yang rendah hati dan mudah bergaul dengan siap saja membuatnya cukup dekat dengan berbagai pelayan di rumahnya. Hingga pada akhirnya dia jatuh cinta kepada salah seorang pelayan, cinta yang benar-benar tulus dari hati.
Tak mudah untuk menghadapi cinta itu, sampai akhirnya harus bertentangan dengan orang yang paling ia hormati kedua orangtuanya. Sudah sangat jelas dia di tentang, bagaimana mungkin putri seorang bangsawan dan berdarah biru harus menikah seorang pelayan dan rakyat biasa. Seangkan buyutmu yang keras dengan pendirianya selalu beranggapan bahwa semua manusia itu adalah sama. Bukan harta, bukan kasta yang membedakan seseorang itu tetapi hati. Meskipun di tentang habis-habisan oleh kedua orantuanya buyut tetap memilih untuk mencintai seorang pelayan. Sampai pada akhirnya, buyut harus mengambil keputusan tentang hidupnya. Antara tetap mempertahankan semua yang di milikinya sebagai seorang bagsawan dan melepaskan cintanya atau melepaskan semuanya dan hidup menderita sebagai rakyat biasa dengan seorang pelayan.

Pilihanya adalah melepaskan semua apa yang di milikinya dan memulai hidup baru, terusir dari keluarga tak dapat menikmati kehidupan mewah dan hidup sebagai rakyat biasa yang miskin. Bertahun tahun hiup dengan kesederhanan tak membuat buyut menderita atau menyesal dengan keputusan yang di perbuat. Karena baginya, kebahagian bukan di ukur dengan harta, kasata atau hal-hal duniawi. Kebahagian itu adalh sebuah perasan yang tak berbentuk hanya dapat di rasakan, kebahagian bukan tentang seberpa banyak harta dan kedudukan yang kamu miliki. Tapi kebahagian adalah bagaimman kamu menghabiskan hidup dengan orang yang kamu cintai dan mencintai kamu dengan tulus, membagi setiap rasa kasih sayang yang ada. Saling melengkapi, saling memiliki, menopang di saat jatuh, menguatkan di saat rapuh. Kekayaan dan kasta tak dapat melakukanya, kekayaan adalah sebagia alat pelengkap kebahagian.

Aku mendengarkan dengan dengan serius cerita tante ida, sampai sebuah pertanyan muncul di bnakku. Apakah aku benar-benar bisa seperti buyutku memberontak dinding-dinding kuat itu untuk cintaku dan hatiku, entahah ada sebuah ragu yang melintas di hatiku tentang cintaku. Aku rasa aku tak sekuat itu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar