Minggu, 06 Mei 2018

17 APRIL 2018

Catatan ini saya buat tepat saat hari ulangtahun suami, agak telat untuk memposting ulang. Tapi saya ingin tetap memposting ini, suatu saat saya akan membacanya atau suami saya juga bisa membacanya. Blog ini sebenernya satu-satunya media sosial saya yang tidak diketahui  oleh suami, alasannya kenapa? di blog ini terlalu banyak tulisan absurd saya yang jika Dia membacanya, saya malas untuk memberikan alasan kenapa dan bagaimana. Dia bukan tipikal seseorang yang cemburu buta, tapi saya lebih suka menyimpan sendiri blog ini, bukan sebagai bahan pamer tapi sebuah media untuk mengingat. Saya mengingat setiap apa yang saya tulis dan yang terjadi dalam hidup saya. Otak manusia itu tidak bisa menginggat dengan detail semua moment, sedangkan saya adalah  tipikal orang ingin mengingat semuanya (Maruk memang :D).




"Hey tah, selamat ulang tahun buat kamu kesayangan. Berapa ulangtahun yang sudah kita lewatkan bersama selama pernikahan kita ?. Aaaaah ya sudah 3 tahun berlalu, atau tepatnya sebentar lagi 3 tahun pernikahan kita. Waktu berjalan begitu cepat ya tah, seperti busur panah tanpa kita sadari. kita sudah melewati 6 tahun ulangtahunmu sebagai sahabat dan baru 3 tahun sebagai suami istri. Beberapa bulan lagi kita akan memasuki 3 tahun pernikahan kita (Desember nanti). Huuusf ( tarik nafas panjang) saat menulis kata ini "huuusf"  ada rasa marah dan kecewa terhadap diri sendiri, kok rasanya saya kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang di berikan kepada kita. Allah belum mempercayakan rizki anak kepada kita. Kamu sedih ga tah?. Kalau saya kamu sudah tahu khan, bulan-bulan kemarin dan sekarang ini perasaan saya campur aduk. Rasaya ingin marah tapi saya nggak tahu mau marah terhadap siapa, kita manusia mana boleh marah terhadap Allah. Saya ingin nagis dan kamu adalah pendengar setia setiap tangisan yang saya tumpahkan. terkadang menunggu berjam-jam dengan diam dan memeluk dengan kencang agar saya berhenti merengek, terkadang berceramah panjang lebar tentang nikmat Allah selama ini untuk kita. Katamu menagis itu nggak membuat saya punya anak, menyalahkan keadaan juga tidak merubah apapun. Kamu selalu bilang saya cengeng, kekanak kanakan tapi kamu selalu sabar menghadapi orang seperti saya. kamu tahu khan mengangis itu juga salah satu terapy jiwa.

Memurut saya menangis itu memang terapy jiwa yang paling efektif selain bercerita. Menangis itu membasahi panas hati yang tidak bisa saya tanggung sendiri dan tidak bisa berkurang dengan bercerita. Jadi untuk kamu, suamiku di hari ini, hari ulangtahunmu saya berharap kamu orang tersayang di berikan kesabaran yang sangaaaaaaat luas untuk menghadapi saya :). Dan saya di berikan kiklasan dan ketabahan hati  untuk menghadapi semua ini. Tolong ingatkan saya bahwa, kita memang belum mendapatkan yang kita harapkan sekarang tapi bukan berarti kita harus menyerah dan terus bersedih. Kita boleh berhenti sejenak tapi tetap berjalan lagi dengan kehidupan ini. Allah bilang tidak akan memberi hambanya ujian yang berat melebihi kemampuan hambanya, Allah selalu menguji hambanya yang di sayang. Jadi mari kita berbaik sangka dan tolong tetap ingatkan saya itu.

I love u. Mari kita menghabiskan dan mengulang hari lahir bersama dan seterusnya sampai kita kehabisan usia untuk mengulangnya, Semoga Allah menyembunyikan kado yang baik dan indah untuk kita berdua. Amiiin"

Dari istrimu yang selalu mencintaimu





Tulisan ini saya buat saat suami tidak ada di rumah. Saat suami kerja dan saat saya terbaring di temat tidur karena demam. Suami saya adalah seoran perawat tapi terkadang kewajiban tugas lebih penting dari pada menunggui istri yang sakit. Terkadang saya juga begitu sih, meninggalkan suami yang sakit untuk mengurus orang sakit lain di RS. Semangat buat pasangan perawat di luar sana, saya paham rasanya menjadi seperti kalian :)