Minggu, 06 Mei 2018

17 APRIL 2018

Catatan ini saya buat tepat saat hari ulangtahun suami, agak telat untuk memposting ulang. Tapi saya ingin tetap memposting ini, suatu saat saya akan membacanya atau suami saya juga bisa membacanya. Blog ini sebenernya satu-satunya media sosial saya yang tidak diketahui  oleh suami, alasannya kenapa? di blog ini terlalu banyak tulisan absurd saya yang jika Dia membacanya, saya malas untuk memberikan alasan kenapa dan bagaimana. Dia bukan tipikal seseorang yang cemburu buta, tapi saya lebih suka menyimpan sendiri blog ini, bukan sebagai bahan pamer tapi sebuah media untuk mengingat. Saya mengingat setiap apa yang saya tulis dan yang terjadi dalam hidup saya. Otak manusia itu tidak bisa menginggat dengan detail semua moment, sedangkan saya adalah  tipikal orang ingin mengingat semuanya (Maruk memang :D).




"Hey tah, selamat ulang tahun buat kamu kesayangan. Berapa ulangtahun yang sudah kita lewatkan bersama selama pernikahan kita ?. Aaaaah ya sudah 3 tahun berlalu, atau tepatnya sebentar lagi 3 tahun pernikahan kita. Waktu berjalan begitu cepat ya tah, seperti busur panah tanpa kita sadari. kita sudah melewati 6 tahun ulangtahunmu sebagai sahabat dan baru 3 tahun sebagai suami istri. Beberapa bulan lagi kita akan memasuki 3 tahun pernikahan kita (Desember nanti). Huuusf ( tarik nafas panjang) saat menulis kata ini "huuusf"  ada rasa marah dan kecewa terhadap diri sendiri, kok rasanya saya kurang bersyukur terhadap nikmat Allah yang di berikan kepada kita. Allah belum mempercayakan rizki anak kepada kita. Kamu sedih ga tah?. Kalau saya kamu sudah tahu khan, bulan-bulan kemarin dan sekarang ini perasaan saya campur aduk. Rasaya ingin marah tapi saya nggak tahu mau marah terhadap siapa, kita manusia mana boleh marah terhadap Allah. Saya ingin nagis dan kamu adalah pendengar setia setiap tangisan yang saya tumpahkan. terkadang menunggu berjam-jam dengan diam dan memeluk dengan kencang agar saya berhenti merengek, terkadang berceramah panjang lebar tentang nikmat Allah selama ini untuk kita. Katamu menagis itu nggak membuat saya punya anak, menyalahkan keadaan juga tidak merubah apapun. Kamu selalu bilang saya cengeng, kekanak kanakan tapi kamu selalu sabar menghadapi orang seperti saya. kamu tahu khan mengangis itu juga salah satu terapy jiwa.

Memurut saya menangis itu memang terapy jiwa yang paling efektif selain bercerita. Menangis itu membasahi panas hati yang tidak bisa saya tanggung sendiri dan tidak bisa berkurang dengan bercerita. Jadi untuk kamu, suamiku di hari ini, hari ulangtahunmu saya berharap kamu orang tersayang di berikan kesabaran yang sangaaaaaaat luas untuk menghadapi saya :). Dan saya di berikan kiklasan dan ketabahan hati  untuk menghadapi semua ini. Tolong ingatkan saya bahwa, kita memang belum mendapatkan yang kita harapkan sekarang tapi bukan berarti kita harus menyerah dan terus bersedih. Kita boleh berhenti sejenak tapi tetap berjalan lagi dengan kehidupan ini. Allah bilang tidak akan memberi hambanya ujian yang berat melebihi kemampuan hambanya, Allah selalu menguji hambanya yang di sayang. Jadi mari kita berbaik sangka dan tolong tetap ingatkan saya itu.

I love u. Mari kita menghabiskan dan mengulang hari lahir bersama dan seterusnya sampai kita kehabisan usia untuk mengulangnya, Semoga Allah menyembunyikan kado yang baik dan indah untuk kita berdua. Amiiin"

Dari istrimu yang selalu mencintaimu





Tulisan ini saya buat saat suami tidak ada di rumah. Saat suami kerja dan saat saya terbaring di temat tidur karena demam. Suami saya adalah seoran perawat tapi terkadang kewajiban tugas lebih penting dari pada menunggui istri yang sakit. Terkadang saya juga begitu sih, meninggalkan suami yang sakit untuk mengurus orang sakit lain di RS. Semangat buat pasangan perawat di luar sana, saya paham rasanya menjadi seperti kalian :)

Jumat, 10 Juli 2015

Meskipun kita bersama

Meski Kita Bersama Merajut Asa, Aku Ingin Kau Tahu Bahwa Aku Juga Manusia Biasa

“Aku nggak cemburu. Karena cemburu adalah ketika kamu menginginkan sesuatu yang bukan milikmu. Dan kamu itu milikku.”

Mendengarnya dari bibirmu, rasanya begitu ganjil.
Aku, milikmu?
Sayang,
Setelah sekian lama yang kita lalui bersama, sepertinya sudah saatnya aku menceritakan perasaanku yang sebenarnya. Tentang hubungan kita berdua. Dengan anggapanmu yang selalu merasa bahwa aku ini milikmu  seolah aku ini barang atau benda mati  sepertinya aku perlu meluruskan sesuatu.
Memang kita sudah lama berbagi rasa. Tapi, bukan berarti kau berhak mengomandoku dalam semua urusan yang kupunya

Kuharap kau bisa diajak untuk berbagi rasa 

Kita berdua memiliki kapasitas yang sama. Meskipun aku mau berbagi segalanya denganmu, bukan berarti aku milikmu seutuhnya. Ada bagian dari diriku yang selalu menuntut untuk disandingkan sejajar denganmu. Saat aku menceritakan masalahku, aku hanya ingin didengarkan, bukan diberi saran-saran yang toh akhirnya tidak ingin aku gunakan. Saat aku menyampaikan kesulitanku, aku belum tentu ingin dibantu, karena aku yakin sebenarnya tak ada yang bisa menyelesaikan kesulitan itu kecuali diriku sendiri. Kuharap kau mengerti, aku juga mampu untuk melakukan banyak hal secara mandiri tanpa perlu perintah dan komando dari dirimu.

Kita berdua sama-sama memiliki tujuan hidup, maka hormatilah tujuan hidupku dengan tidak bersikap seolah kau paling tahu kemana arah yang harus kutuju

Kita memang berbeda, namun kuharap kita memiliki perjalanan yang sama 
ihatlah diriku, dan kemudian lihatlah dirimu. Apakah kita sama?
Meskipun kita saling berbagi rasa: tidak, kita tak sama.
Kita bersatu karena perbedaan-perbedaan yang saling melengkapi. Maka kuharap kau juga mengerti bahwa aku memiliki pemikiran, perasaan, hasrat, dan ide-ide yang bahkan kau tak pernah tahu meskipun telah bertahun-tahun kita berlayar di satu perahu. Aku memiliki kapasitas yang sama denganmu untuk menentukan tujuan hidup. Dan dengan segala hormat aku memintamu untuk mendukung semua tujuan hidupku, bukan selalu bersikap seolah kamu tahu kemana aku harus menuju.


Kata orang, semua bisa dilakukan atas nama cinta. Namun apakah aku tidak berhak untuk sebuah ruang bagi diriku sendiri untuk mengungkap segala perasaan?

Aku ingin kau mgnerti bahwa terkadang aku juga ingin sendiri… 
Rasanya mudah sekali untuk memberitahu dunia bahwa kita bersama-sama merajut asa untuk kehidupan yang lebih baik nantinya. Akupun juga tak menampik bahwa keberadaanmu semakin memperluas pandanganku terhadap dunia tak lagi sempit. Namun seringkali aku menemui dirimu selalu membatasiku untuk melakukan ini itu. Dengan dalih kau peduli dan takut kehilanganku, kau lancarkan aksi pembatasan segala kemampuanku.

Tidak pernah terbesit niat dalam hatiku untuk pergi dan berlalu darimu, tidak pernah pula aku kehilangan sosokmu dari isi otakku. Hanya saja aku perlu sedikit ruang untuk diriku agar aku mampu mengembangkan segala hal yang aku punyai dalam hati. Bukankah sebagaimana manusia-manusia lainnya, aku juga punya ambisi?

Sejak pertama kita menjalin rasa, aku berharap kita akan mengerti terhadap segala kekurangan yang dimiliki, bukan malah saling menyakiti.
Aku akan selalu berdoa agar kita bisa menjadi selamanya… 
Perlu digarisbawahi, aku bahagia bersamamu.
Segala hal tentangmu selalu mampu membuatku tersipu. Namun akhir-akhir ini kurasa kau terlalu mengkhawatirkan keberadaanku ketika sedang tak bersamamu. Dan aku ingin kau tahu bahwa aku akan selalu baik-baik saja, dengan atau tanpamu.
Jadi kumohon dengan segenap rasa, biarkan aku merajut asa. Aku berjanji akan selalu berjuang bersamamu. Karena yang kubutuhkan hanyalah secuil dukungan, bukan tangisan.

Kita berharap dapat bersama selamanya. Maukah kau berjanji, untuk saling memperlakukan dengan rasa hormat dan percaya?
Mengertilah bahwa perempuan ini juga memiliki perasaan yang peka…
Sayangku,
Aku tidak sedang mengeluh padamu. Dengan jelas kukatakan bahwa aku sedang membicarakan sebuah komitmen dalam hubungan kita. Dan yang perlu kau ketahui adalah ketika kita berada pada sebuah hubungan yang terdiri atas kumpulan harapan, maka ‘selamanya’ bukanlah salah satu dari kumpulan harapan tersebut. Aku tidak memiliki kewajiban untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu selama aku masih berstatus sebagai pacarmu. Bahkan kita masih saja sering melawan ego diri sendiri, mengapa aku harus membebani diriku sendiri dengan perlakuanmu yang kadang masih sering membuatku terpaku?

Aku tidak memaksamu untuk segera melangsungkan sebuah pernikahan. Namun aku mengajakmu untuk membicarakan sebuah hubungan. Meskipun aku sangat berharap bahwa hubungan kita akan berlangsung selamanya, bukan berarti seluruh pikiran dan ragaku akan menjadi milikmu. Aku membuat pilihan untuk berada bersamamu, namun bukan berarti kau bisa membuatku melakukan ini itu. Tolong mengertilah, sayangku.

Dan terakhir, ingatlah bahwa kita berdua memilih untuk bersama-sama bukan karena terpaksa. Jagalah tetap seperti itu adanya
Buatlah seperti pertama kita berjumpa…
Sayangku,
Dengan berakhirnya suratku ini, aku berharap kau mengerti bahwa hidup ini perlu perbaikan sekali-kali. Karena kita berdua telah memutuskan untuk saling mencintai dan bersama-sama karena memang kita yang menginginkannya. Maka buatlah tetap seperti itu adanya. Aku tak ingin kita menemui persimpangan jalan hanya karena salah satu ego tak mampu dikalahkan.

Tertanda,
Aku yang berusaha akan selalu mendampingimu



Kamis, 09 Juli 2015

Mematahkan Hati Sendiri...

Meski selalu ada kemungkinan, hati seringkali memaksakan diri untuk bertahan pada sebuah jatuh yang membuat pemiliknya lupa bagaimana cara tersenyum. Sampai saat ini, aku masih ingat beribu-ribu hari yang lalu, patah hati mengubah semua warna menjadi gelap. Menjadi hitam. Legam. Penuh rasa takut, bahkan hanya sekadar berbalas tatapan mata untuk sepersekian detik.

Melihat bagaimana patah hati menyita seluruh kewarasan, bagaimana patah hati merenggut habis keinginan untuk hidup, dan bagaimana patah dapat hati membuat seseorang betah menikmati nestapa yang panjang.
Aku selalu bertanya-tanya mengapa semesta selalu sepihak mempertemukan dan memisahkan? Tak adakah kita memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri? Apakah Tuhan seperti anak kecil yang sedang belajar bermain catur? Dan kita, adalah bidak catur yang harus memilih langkah sendiri dan sesekali mengais bahagia serta petunjuk agar selalu baik-baik saja dengan kalimat-kalimat penuh permohonan.

Andai kata patah hati bukan pilihan yang harus dipilih, pada akhirnya itu selalu terjadi tanpa pernah bisa dihindari. Kita harus pasrah ditikam kejamnya kehilangan yang pada awalnya hanya anak-anak harapan yang lugu. Kemudian kita menjahit luka satu per satu dengan air mata sebagai jarumnya, dan ikhlas yang menjadi benangnya. Melukis senyum palsu untuk semua orang di dunia ini di depan cermin sambil berusaha keras agar kelopak mata tidak terjadi hujan badai yang membanjiri pipi. Dan berusaha terlihat tegar dan ceria dengan sisa-sisa tabah dalam tubuh yang ringkih hampir hancur.
Aku telah sadar dan banyak belajar dari waktu yang tak pernah pamrih menuntun hatiku singgah pada hati seseorang. Bahwasanya genggaman tangan bisa terlepas kapan saja. Pelukan erat tak menjadi jaminan bahwa tak ada celah untuk lengan lain yang menunggu kesempatan menggantikan.

Oleh sebab itulah, terkadang aku memilih untuk mematahkan hati sendiri tanpa perlu menunggu dipatahkan. Kadang aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaan pada ia yang kucintai, dan merelakan senyum bahagianya diciptakan orang lain. Kadang aku menikmati tawanya yang membahana memunggungiku. Kadang aku membodohi rindu dengan berpura-pura telah lupa nama ia yang selalu kusebut dalam doa. Kadang aku hanya membiarkan jatuh cinta berlalu begitu saja sampai waktu mengantarkanku pada kesempatan berikutnya.

Atas nama roda kehidupan yang selalu berjalan. Menghilanglah dalam kesunyian, setelah itu belajar untuk menemukan yang ingin menemukanmu. Berteriaklah dengan sangat kencang, agar pedih menemanimu menikmati duka yang lantang. Berdiamlah layaknya sekarat, supaya kau mendengar debar jantung yang hampir mati dan isi hati yang berbisik tak berdaya menagih perihal rasa-rasa yang dibunuh paksa. Patahkanlah hatimu dengan yakin, lalu kau belajar lagi untuk menyambungnya dengan harapan dan doa untuk dirimu sendiri. Nikmatilah getir yang terkecap di seluruh tubuhmu, kemudian tempa ketabahan dengan luka agar kau terlahir menjadi manusia baru yang jauh lebih kuat dan hebat.
Mematahkan hati sendiri adalah bunuh diri yang sempurna.

Barangkali, dengan begitu cinta akan lebih sederhana. Saat berhenti sebelum memulai dan mematahkan hati sendiri menjadi jalan pintas yang mencegahmu berjudi harapan dan menempuh jalan terjal penuh luka yang ditimbulkan oleh harapan dan kekecewaan pada irama yang bersamaan. Tanpa perlu kau membuang waktu untuk patah hati yang tak perlu di setiap titik-titik kehidupan yang memang harus dilalui.
Meski aku tak dapat mengatakan mematahkan hati sendiri adalah langkah yang benar. Aku hanya menanamkan keyakinan pada jalan ini, semoga pada jatuh cinta berikutnya Tuhan memberi jatuh cinta yang baik, yang mengangkat kesetiaan sebagai penghargaan tertinggi.

Aku percaya, patah hati adalah pemahaman yang tak dapat dibantah bahwa cinta tak selalu berakhir indah, namun percayalah, setelah itu ada kebahagiaan yang menunggu kausambut penuh suka cita.


Kamis, 02 Juli 2015

TERUNTUK KAMU LELAKIKU SEKARANG

Dear tah, lelaki kesayanganku.
kenapa akhir-akhir ini kamu begitu posesif terhadap dunia kerjaku, apa krena tingkah ku yang salah atau kamu mulai sudah tidak mempercayai hatiku lagi. tah kenapa kamu menangis malam itu, kenapa? sebegitu khawatirkah kamu terhadapku akan pergi meninggalkan kamu. aku taakan pernah pergi kemana-mana, kamu harus ingatitu. bagaimana mungkin aku akan meninggalkan kamu sedangakan berdetik-detik waktu kita lewati bersama penuh dengan makna yang berarti. tah kamu tahukan akusayang sama kamu, kamu juga tahu kan bagimana keluargaku menyayangi kamu sebegitunya. lalu apa lagi sih yang harus aku cari tah.

Tah sayang.
kamu kenapa sudah sebulan terakhir ini kamu curiga terhadapku, serasa semua interaksiku dengan seorang lelaki lain di luar kamu salah. aku minta maaf tah, jika sikapku keterlaluan, jika caraku salah.tapi aku minta percayalah padaku tah, nggak ada orang yang aku sayang selain kamu,nggak ada yang sebegitnya aku perjuangkan sampai sekrang.aku becerita itu sakit bukan berarti harus kamu berhenti atau kamu suruh menyerah, aku ingin kamu bisa lebih mengerti tah.mengerti bahwa sakit itu adalah bagian dari usaha mencintaimu dan tetap ada di sampingku. aku nggak butuh apapun,aku hanya butuh di kuatkan tanpa kamu mengintimidasi. kita pernah bercerita bukan, bahwa aku ingin mencintaimu dan kamu mencintaiku tanpa sebuah cinta yang mengintimidasi, karena cinta seperti itu membuat kita tetap bersama tapi bukan bahagia.

Tah sayang.
aku paham kekhawatiran kamu terhadap lelaki lain yang berusaha mendekati dan mengejarku, tapi sejauh ini apa pernah kamu liat aku mengkhianati kamu. aku sayang kamu tah dan akan tetp seperti itu sampai semua rencana kita terpenuhi satu demi satunya. jangan pernah kita dengarkan kata mereka yang berusaha merusak hubungan kita, kita punya dunia sendiri dan kita akan tunjukan kepada dunia dan mereka bahwa kita akan bahagia dengan pilihan kita sekrang. kita akan bangun kebagaian kitaberdua, kita akan memiliki anak-anak yang lucu yang akan bermai-main di halaman rumah kita dengan suara tawa mereka.

Tah sayang.
please bangun dari mimpi buruk itu, ayoo kita kejar mimpi kita jangan terus memikirkan hal yang tidak mungkin tah. kamu semakin lama semakin berubah seperti ini, aku takut. aku takutkamu terluka, please jangan seperti ini tah. jangan penuhi pikiran itu dengan pikiran yang bruk, mari kita bangun mimpi kita. jalan kita semakin dekat jangan goyah krena itu.

Senin, 29 Juni 2015

Saya tidak mengerti...

saya ga ngerti kenapa semua hal yang saya lakukan untuk melindungi perasaan dia selalu berakhir tragis dengan pendapat yang sebaliknya menyerang ke saya. saya juga ga ngerti kenapa dia begitu kasar dan sensitifnya terhadap saya akhir-ahir ini, apa ini krena saya terlalu sensitif atau kenapa. entahlah saya tidak mengerti. heeeeey ini keren saya menulis catatan ini sambil menelpon dia yg marah dan saya meneteskan air mata tapi suara saya terdengar baik-baik saja. penyamaran yang sempurna untuk terlihat baik-baik saja di antara setumpuk masalah.

kita akhir-akhir ini selalu berbenturan, entah kenapa saya tak bisa menjelaskan apapun semuanya mengumpul di kepala dan keluar lewat tangisan. kita apakah ini kita yang seperti dulu, kita bagaimanapun itu tetap akan berubah nanti dan besok. kita adalah sesuatu yang saling berbenturan setiap harinya, semakin lama benturan itu membuat salah satu di antara kita memilih diam dan mendengarkan salah satu lagi berusaha untuk menyembunyikan. kita pada akhirnya akan saling tenggelam dalam pikiran masing masing. "mungkin kita akan mikir 10x untuk ngomong masalah ini ke nda". ya sepertinya kita emang harus mnyelesaikan masalah ini sendiri-sendiri dan kita bukan asangan yang saling berbagi. ya ini menyakitkan. hahahaa

dia sering lupa, selalu sering lupa bagimana saya mencintai dia, apa perlu kita mulai berkenalan lagi dan kembali memulai cerita kita dari awal. saya kecewa terhadap diri saya sendiri sayaaa ingin hilang. bodoh, ya bodoh saya bisa melakukan hal bodoh yang bakalan ngancurin semua perasaan saya sampai ketulang-tulang dan meluluhlantahkan semua. 
minggu kemarin insiden piket malem dan sekarang entah harus saya sebut apa lagi insiden kali ini. saya hanya benar-benar tidak mengerti ada apa dengan kita. sesuatu yang sehrusnya saling mengerti tiba-tiba sudah tidak bisa saling memahami. sesuatu yang seharusnya saling percaya tiba-tiba penuh rasa curuga, saya tidak mengenal sosok kamu. entahlah mungkin karena kamu terlalu sayang dan saya terlalu bodoh untuk sekedar memahami.

saya tidak ingin terlalu banyak beralasan lagi untuk semua hal yang membuatmu marah, saya sudah tidak mengerti apa yang harus saya lakukan. saya akan menjadi apa yang kamu mau, pada akhirnya memang akan seperti itu. saya banyak kurangnya, saya banyak lemahnya, saya mencintai kamu dan saya harus melaukan apa yang harus saya lakukan, saya lelah, saya tidak ingin berbenturan lagi. semua menjadi kacau dan saya berasa ingin menghilang setiap kali hal ini terjadi dan saya terluka. tempat ternyaman saya seperti apa, aaah saya sudah melupakannya saat kamu semakin hari semakin berubah, saya sudah lupa ingin saya seperti apa, saya akan melupakan mimpi dan semuanya. saya seharusnya dari dulu menghapus keingin dan kenyamanan itu, saya akan hidup seperti apa maumu. bukankah setiap orang selalu berusaha membahagiakan pasangannya dan saya terlihat sebaliknya.

dan saya tidak mengerti kenapa perasaan ini selalu berimbas dengan badan saya,aah saya mahluk lemah dan cengeng. baru segini saja sudah mulai sakit. hahahaa kasian sekali saya.
mungkin saatnya nanti saya menyerah saya akan menyerah dengan hidup saya juga...

Rabu, 24 Juni 2015

Insiden piket malam pertama...

kemarin tanggal 23 juni 2015 saya untuk pertama kalinya piket malam di rumah sakit, setelah sekian lama tidak pernah piket malam, ya kecuali saat masih menjadi mahaiswa. piket malem masuk dari jam 21:00 dan pulang jam 8:00 tapi nyampe rumah jam 8:45, yah baru nyampe 15 menit yang lalu dan entah kenapa bukannya malah nyari kasur dan meluk guling saya malah buka eptop dan nulis blog. padahal semaleman nggak tidur, dengerin pasien ngoceh semaleman tanpa henti, bangun buat sahru. hadooh saya kebanyakan ngeluh rasanya dalam tulisan di paragraf pertama ini. inti dari menulis ini bukan untuk curhat dan mengeluh, saya hanya ingin menulis apa yang ada dalam pikiran saya agar semuanya tetap terkendali sesuai dengan apa yang saya harapkan.

kemarin saya ngelakuin kesalahan lagi, entah hawa bulan suci ramadhan atau apa sejak siang emosi selalu ga stabil bawaannya. tapi anehnya lagi emosi yang hanya tertuju untuk satu orang, ya tertuju untuk pasangan saya. siangnya udah dia telpon tapi saja jawab seadanya malemnya lagi saat saya bikin dia syok denger nada bicara saya yang manja ke orang lain. kalo yang terakhir saya bener-bener nggak  ngerti kenapa, seorang anis yang biasanya cuek dan hanya tersenyum tiba-tiba manja. entah manja dalam hal yang mana saya sendiri nggak ngerti dalam percakapan apa dan perbincangan seperti apa yang membuat dia merasa sikap saya sama terhadap dia dan orang lain. ya saya salah dan faham itu, dia seseorag yang berusaha menjadi yang terbaik untuk saya dan seorang saya yang terlihat apa adanya dan seolah nggak perduli. jelas marahlah ya orang yang di sayang tiba-tiba memperlakukan sama antara pasangan dan orang lain.

saya benar-benar nggak faham saat apa dan bagaimana saya memiliki sikap yang bertentangan dengan apa yang dia inginkan. reaksinya ga parah-parah banget, dia cuma diam dan balas chat singkat seperti nggak ingin di hubungi oleh saya, ya dia memang marah dengan caranya sendiri. saat perbincangan itu saya merasa ada dinding tebal dan pembatas antara dia dan saya. ada hal di mana yang tidak dapat saya terima, dan saya mengerti saat itu saya salah. saya hanya ingin di tegur dengan cara yang sepantasnya bukan untuk di diamkan. saya hanya butuh penjelasan atas apa yang pernah saya perbuat dan membuatnya terluka, saya bukan orang yang suka atas kesalahan yang saya buat dan semuanya seolah seperti tidak terjadi apa-apa. jika marah ya udah bilang marah jangan lantas bilang semuanya baik-baik saja dan tidak ada masalah. kalo seandainya ada perasaan malu, berarti dia tidak menginginkan saya menjadi lebih lagi dan lagi.

terkadang saya menyukai pertengkaran dan benturan, terkadang saya suka menciptakan sendiri benturan yang terjadi. hubungan yang tanpa benturan dan adem ayem saja itu adalah sebuah masalah bagi saya, kenapa seperti itu, krena bagaimana mungkin dua kepala yang bersama dapat menerima semuanya dengan baik-baik saja. saya percaya teori itu dan buktinya kami mengalaminya, kita yang terlihat baik-baik saja pada dasarnya sedang berusaha terlihat biak-baik saja. sedang berusaha meniadakan masalah yang ada dan berusaha sabar dan ikalas. hehee.

itu lucu sekali, dalam hubungan itu nggak ada yang merasa dia paling terluka atau dia yang paling benar atas sebuah hubungan itu. dalam setiap hubungan kita harus salaing mengerti pribadi masing-masing apa adanya bukan karena hanya ingin mendapatkan atau apapun itu. kita belajar menyampaikan marah dan kesal, kita belajar berkomunikasi dan menyampaikan sikap masing-masing dengan baik dan benar. salah coba lagi, jika salah lagi dan lagi, bukan lantas berhenti mencoba memberitahu dan tetap bersama. ada saatnya semua masalah itu menumpuk dan seperti gunugn es, kecil di permukan dan besar di dalamnya. 

nggak semua hal yang kita lakkan harus kita lakukan sekali saja dan jika tidak bisa berubah maka kita akan mendiamkan dan membuatknya tetap bengkok, kalo seperti itu salah satunya merasa tidak memili salah apapun dan terlihat baik-baik saja sedangkan pikah yang lain menderita sendirian. menurut kamu pihak mana nanti yang kan menderita belakangan. yaap yang tidak tahu apa-apa yang kan menderita. dia seseorang yang tidak pernah tahu sikap buruknya tetatp pada tempat yang sama dan orang lainun akan menganggapnya negaif dengan itu semua. 
aaaaah sepertinya saya kebanyakan mengocek smpe mata terasa perih, saatnya saya istirahat sepertinya.
sudahlah saya terlal banyak mengeluh saat ini..
ini tulisan tentang keluhan semua, sebaiknya tidak usah di baca...

Kamis, 18 Juni 2015

Puasa Hari pertama

yeyeeeee hari ini adalah tanggal 1 Ramadhan artinya puasa hari pertama, aah sayang aku tidak menjalankannya karena biasa tamu bulanan wanita. tapi kesayanganku puasa hari ini, yaaap puasa kali ini spesial (bukan martabak spesial lhooo) untuk pertama kalinya selama umurku 25 tahun, tahun ini ada yang menemani. yang bangunin makan sahur, yang ngucapin 'selamat berbuka puasa sayang'. tapi pada dasarnya pacar itu  bukan hanya sekedar jadi alarem hidup saat waktu-waktu tertentu aja. heeem -_- semalem aku nggak nemenin dia sahur, malah asik tidur sampe subuh. terus paginya malah dia yang bangunin buat pergi kerja, kebiasan buruk! selalu saja harus di bangunkan Dia. bagaimana bisa jadi istri yang terbaik kalo bangun pagi aja masih di bangunin :(. Eeeh jangan salaah cuma kalo nggak solat aja kok bangunnya kesiangan selebihnya bangun subuh buat sholat tapi tidur lagi :p . aaalah sama ajaa malesnya. malu-maluin -_-.

18 juli 2015 ya seharang tanggl itu, hari kamis tepatnya. entahlah apa yang membuatku membuka kembali blog ini dan memainakan jemari-jemari ini untuk menulis. mungkin karena rumah sepi dan ga ada kerjaan lain selain bosan menonton, ya udah kita menulis tulisan yang nggak penting ini. tapi mungkin suatu saat aku akan membacanya kembali kemudian bisa kembali tersenyum menginggat saat aku menulis ini. pengen cerita sedikit sih sebenernya sekarang tapi nggak tahu mungkin nanti jadinya sedikit atau panjang tulisan ini. ingin bercerita tentang dia, ya dia seseorang yang sekarang ku sebut 'kesayangan'. ya kenapa aku sebut seperti itu karena dia adalah orang yang aku sayang, orang yang slalu ingin ku bahagiakan di setiap detiknya. orang yang selalu akau cari entah dalam kondisi apapun terlebih saat berbagi kebahagian dan canda tawa.

Dia bisa di bilang adalah sahabat yang menjadi kekasih buatku, atau kekasih yang menjadi sahabat bisa jadi dua-duanya, pendengar terbaik cerita membosankanku sejak kami sama-sama di kelas yang sama. seseorang yang tak pernah bosan tersenyum, menatap mataku, membuatku tersenyum dan menyambung kembali patahan-patahan yang ada. kekhawatirannya, perhatian, kekaguaman, semuanya tersimpan rapi selama ini, mungkin bisa di bilang ini takdir Tuhan untuk menyatukan kami berdua sampai sejauh ini (cieeh takdir tuhan :D) . kalo di pikir-pikir ini konyol, selama ini selalu bersama, tempat berbagi cerita dengan pasangan masing-masing (saat itu) sekarang siapa sangaka kita bersama. kenapa kata 'saat itu' aku tebalkan dan miringkan karena semuanya sudah berlalu dan kami bukan hidup di masa lalu. kami hidup di masa sekarang dan masa depan jadiiii STOP bahas  masa yang lalu dan sudah berlalu :) 

seseorang yang sabar ngadepin sikap keras kepala, semau-maunya aku, dan moody yang membuat orang lain mungkin nggak akan betah berlama-lama denganku. tapi dia, saat aku marah-marah nggak jelas dia menanggapinya dengan senyuman dan ketawa khasya. rasanya saat itu, ingin aku masakukan dia di sebuah kotak besar yang tidak lupa akupun ikut di dalamnya dan aku lemparkan ke lautan yang luas agar tidak ada orang yang bisa mengubah sikap tulusnya itu, cukup aku saja yang menikmati dan memilikinya. Dia orang yang di terima baik oleh kedua orang tuaku dan bahkan oleh keluarga besar, lalu apa lagi yang kan kau cari. 

hubungan kami bukan tanpa masalah, walaupun tidak seperti pasangan yang lain bertahun-tahun kami sudah cukup memahami sikap masing-masing. mungkin pengaruh persahabatan yang lama kali, tapi tidak juga. saat bersahabat dan menjalin hubungan kami tidak sampai seperti sekrang, kalo sekrang mah aku apa-apa selalu dia. kenapa-kenapa sedikit cengeng dan manja sama dia, ada yang salah dikit ngambek sama dia, badmood sama orang imbasnya kena dia. emang kayaknya hidup anak itu menderita krena aku :( biane tah. seburuk apapun aku, selalu berusaha jadi yang terbaik di hidup kamu kesayangan. selalu di setiap harinya berusaha menjadi calon istrimu yang nggak akan pernah menyesal kamu miliki.

tapi herannya di balik semua sikap nagatif yang aku punya selalu saja di setiap saat kamu bilang 'jangan tinggalin aku' aaah lelaki kesayanganku bagaimana mungkin aku meninggalkan laki-laki seperti kamu. setelah sekian lama, hatiku mematahkan dirinya sendiri untuk menemukanmu.


catatan ini amburadul, asli isi curhatan yang nggak jelas dan gaya bahasa yang berantakan sumpah. hehehee.
sepertinya aku harus berhenti menulis ini. kesayanganku menelpuun. mungkin lain kali akan akau ceritakan kembali.
selamat berpuasaaa, semoga di bulan yang penuh berkah ini Allah swt selalu melimpahkan rahmatnya untuk kita. Amiiiin....
akan ada saatnya, berbuka dan sahur kamu aku yang menyiapkan makan dan menemani di depanmu, bukan hanya lewat suara.